Setiap
kali Airin putriku pulang mengajak teman temannya, aku selalu menelan
liur melihat kecantikan dan kenekadan mereka dalam berpakaian maupun
bersikap, mereka begitu bebas dan tak sungkan sungkan, padahal usia
mereka rata rata barulah 17 tahun, tetapi gayanya sudah seperti orang
yang dewasa.
Bagiku hal ini tak menyusahkan malahan
menggembirakan karena dapat membuat mataku yang seperti keranjang ini
terpuaskan oleh pertunjukan yang dihidangkan oleh anak anak muda ini.
Yang penting mereka tak memakai obat bius, bagiku segalanya OK.
Airin sendiri sudah sering aku tanyai tentang cara dia bersikap tetapi selalu dia jawab
"bahwa dia dan teman temannya punya prinsip dan ini tak boleh dicampuri orang lain".
Aku dan isteriku hanya tertawa setiap kali mendengar kata katanya ini,
karena kami selalu teringat ketika ia masih bayi yang begitu lucu dan
montok.
Sekarang dia sudah dewasa wajahnya cantik sekali dan badannya montok seperti mamanya,
Aku yakin kalau salah satu cowok yang sering datang itu pasti pacarnya,
tetapi aku tak berani menduga apakah anakku sudah pernah berhubungan
seks apa belum.
Padahal jika meramal orang lain aku pandai sekali,
Salah seorang teman anakku yang sering datang dan main kerumah adalah
seorang aktris sinetron yang terkenal, Diah sering membintangi sinetron
yang berthemakan hantu.
Aku tertarik dengan anak ini karena
meskipun umurnya sepantaran dengan anakku, tetapi badannya aduhai sekali
disamping wajahnya cantik sekali dengan rambut terurai panjang.
Setiap kali dia main kerumah aku selalu memperhatikannya apalagi jika
dia berenang, dengan pakaian renangnya yang sangat minim itu aku selalu
dapat melihat kemontokan susunya disamping juga dari samping celana
renangnya selalu kelihatan bulu jembutnya yang hitam itu.
Tetapi seperti juga teman anakku yang lain, mereka cuek saja meskipun
aku ada didekat mereka. Akulah yang kebingungan untuk menyembunyikan
kontolku yang ngaceng melihat tubuh mereka yang merangsang itu, setiap
kali aku selalu memakai handuk ditepi kolam renang.
Diah
sangat manja kepadaku seringkali dia kurangkul seolah olah dia anakku
tetapi sebenarnya aku ingin sekedar merasakan kekenyalan susunya serta
kelembutan pantatnya yang montok itu.
Aku sudah berangan angan untuk
menikmati nonok Diah , sayangnya kesempatan itu selalu tak pernah ada,
padahal makin hari aku makin tak tahan memandang Diah yang bagiku terasa
makin seksi dan berani didepanku itu.
Pernah dia suatu hari
secara terang terangan membuka baju renangnya didepanku sementara Airin
menggosokkan krim penahan panas dipunggungnya.
Semua ini sangat
merangsangku untuk sekali kali mencicipinya, jikalau selama ini aku
berprinsip tak akan mencicipi perawan, tetapi untuk Diah aku kecualikan,
krn aku benar2 tak tahan lagi.
Kesempatan itu akhirnya tiba secara tak diduga duga...
Yaitu ketika kami sekeluarga berlibur di Puncak,Siang itu aku bermaksud
turun ke Jakarta karena tadi aku mendapat telepon dari Lily
sekretarisku bahwa ada seorang ibu yang ingin berjumpa denganku untuk
menyelesaikan persoalannya.
Saat aku memutar Mercedesku,
kudengar teriakan Airin yang memanggilku, aku berhenti dan menunggu
Airin serta Diah yang berlari lari kearahku.
Ternyata Diah juga
harus pulang ke Jakarta karena sore nanti dia ada shooting sedangkan
Airin tak bisa turun karena ada janji dengan temannya untuk bertemu di
villa. Aku langsung OK dan kamipun segera meluncur ke Jakarta berdua
saja.
Diah benar benar santai, dia hanya memakai short , kaus serta jacket.
Tak henti hentinya mulutnya bercerita kesana kemari yang selalu kujawab apa adanya.
Dan ketika Diah membuka jacketnya, dan melemparnya kejok belakang, aku
menoleh kearahnya untuk melihat pakaian yang dikenakannya.
Ternyata Diah memakai kaus tanpa lengan serta tak memakai beha, karena
kulihat susunya yang besar itu menggelayut dari balik kausnya itu dan
yang paling membuat aku mata gelap adalah ketika ia menyilangkan kedua
lengannya kebalik kepalanya sehingga ketiaknya yang dihiasi bulu bulu
halus itu tampak jelas dihadapanku.
Lalu tanpa sungkan aku berkata pada Diah
" Diah, kamu kok tak pakai beha ?
Diah tertawa sambil berkata " Kan pakai jacket Oom, kalau dimobil sih
biar saja, kan cuman Oom yang ngliat, lagian enak Oom nggak risih !"
Aku juga tertawa sambil berkata "Oom juga nggak pakai celana dalam, karena rasanya risih kalau pakai !
Diah tertawa ngakak, "masak sih Oom, apa Oom nggak kuatir kalau terjepit ritsliting ?"
Aku jawab " ya mesti hati hati dong !
Saat itu ketika Diah melihat kearah pahaku dia tertawa geli sambil berkata
" Idih burungnya Oom berdiri tuh, kok celananya jadi mencuat begitu !"
Aku tertawa sambil berkata, Oom jadi terangsang ngliat susumu yang montok itu, jadinya ya berdiri !
Sambil berkata tanganku mengusap susunya dengan tangan kiriku. Diah tertawa geli sambil berkata
" kalau Oom senggol senggol nanti malahan jadi nggak karuan lho Oom !
Aku tersenyum sambil berkata lagi, "Coba kamu pegang punya Oom, pasti kamu belum pernah rasakan seperti yang satu ini !"
Dengan terkikik Diah langsung memegang batang kontolku dari luar celanaku, dia langsung berteriak
"Idih gede banget Oom ! Ketika kubuka celana panjangku, Diah lagi lagi terpekik melihat kontolku yang seperti anak kucing itu.
Entah karena sudah akrab dengan aku atau bagaimana, yang jelas dia
dengan spontan memegang kontolku dan meremasnya. Akupun dengan berani
merogoh susunya dari balik kausnya, ternyata susu Diah sangat kenyal.
Ketika kusingkap kausnya keatas sehingga susunya terjuntai keluar, aku
menelan ludah susunya benar indah. Pentilnya merah muda dan buah dadanya
sungguh montok dan bundar sangat bagus sekali.
Dan saat kutawarkan pada Diah untuk berhenti disatu motel yang tampak didepan, Diah mengangguk sambil tersenyum katanya
"Oom jangan bilang Airin ya, Diah malu .
Aku hanya mengangguk dan segera kubelokkan mobilku memasuki motel.
Begitu pintu garasi motel ditutup, tanpa turun dari mobil aku langsung menciumi wajah Diah yang ayu itu dan mencari bibirnya.
Diah sendiri balas merangkul aku dan mandah saja ketika kuhisap
bibirnya dalam dalam. Kubuka kausnya dan kuajak dia turun dari mobil.
Kami berdua keluar dari mobil dalam keadaan yang lucu, karena aku
berjalan dengan celana terbuka sehingga kontolku terjulur keluar
sedangkan Diah berjalan tanpa baju alias telanjang dada.
Begitu sampai dikamar, aku tak sabar lagi mencopot short yang dipakai
Diah, serta juga celana dalamnya, tubuh Diah benar benar bagus, tak
salah dia menjadi bintang sinetron. Badannya sangat mulus dan bersih
seolah tanpa setitik nodapun menempel dikulitnya yang putih itu, hanya
dipangkal pahanya tumbuh semak hitam yang tipis menutupi bukit nonoknya
yang cembung itu.
Aku mencium bibirnya serta mengulum bibir
yang berlipstick merah itu, Diah balas memelukku sambil menggigit
bibirku pelan pelan, bibirku turun terus menciumi seluruh lekuk tubuh
Diah mulai dari lehernya yang jenjang terus kebawah kepuncak bukit
susunya , mengulum pentil susunya yang sudah mengeras seperti kerikil
itu.
Diah merintih rintih merasakan rasa geli dan nikmat yang
kubuat itu. Setiap kali aku mengulum pentilnya, Diah menekan kepalaku
kedadanya sehingga wajahku terbenam dikelembutan susu Diah, aku terus
menjelajahi tubuh Diah, kujilati pelan pelan bagian bawah susunya sampai
kepusarnya yang bundar itu, persis seperti anak kucing yang mandi
kering.
Diah mendesis desis, kali ini aku benar dituntut
kesabarannya untuk menghadapi anak seusia Diah ini, meskipun Diah sudah
banyak bergaul dengan temannya yang mungkin juga jagoan merayu, tetapi
aku tidak boleh kalah, justru aku harus menunjukkan bahwa aku lebih
telaten dari anak muda yang biasanya main serbu dan lari itu.
Ketika jilatanku sampai kebukit nonoknya yang berjembut tipis, akupun
mulai menjilati jembutnya dengan lidahku sehingga jembut Diah menjadi
basah kuyup, pelan pelan jilatanku mulai menyusuri lereng bukit cembung
itu menuju lipatan paha Diah yang menuju liang surga.
Kulihat
liang nonok Diah masih tertutup rapat, hanya tampak itilnya yang
menonjol keluar seperti kacang serta lendir yang membasahi celah surga
itu.
Ketika lidahku menyentuh itil Diah, Diah terlonjak kegelian,
kutahan kakinya dan pelan pelan kukuakkan pahanya sehingga kepalaku
tepat berada diantara pangkal pahanya.
Lidahku kujulurkan menyelusupi liang nonok Diah sambil sekali kali kujilat itilnya yang makin membengkak itu.
Kucium bau harum yang khas keluar dari nonok Diah, bau yang selalu
kucium bila menghadapi perempuan yang sedang bernafsu, kubersihkan semua
lendir yang keluar dari nonok Diah dengan menjilatinya.
Saat
itulah Diah mengejang sambil merintih serak, tangannya mencengkeram
sprei tempat tidurnya dan kakinya menjepit kepalaku yang ada
diselangkangannya itu.
Rupanya Diah sudah mencapai kepuasannya meskipun hanya dengan aku jilati saja.
Kubiarkan Diah merasakan semuanya itu, sementara aku tak berhenti menjilati itilnya yang menjadi pusat rasa geli itu.
Begitu kurasakan Diah melepaskan jepitan pahanya dikepalaku, aku
menghentikan jilatanku dan menindih tubuhnya sambil memeluknya.
Diah membalas pelukanku sambil menciumi bibirku, kontolku yang sudah
ngaceng berat itu mulai kuarahkan keliang nonoknya yang sudah licin
dengan lendir itu, mudah sekali untuk menyelipkan kontolku diantara
liang nonok Diah.
Saat itulah Diah tiba tiba berkata :
"Oom pelan pelan ya, Diah belum pernah berbuat seperti ini lho !"
Aku benar benar kaget mendengar pengakuan Diah ini, berarti Diah masih perawan.
Memang aku sering menduga kalau kelihatannya Diah masih perawan, karena
seringkali ketika kupeluk dan kuremas terasa kekenyalan seorang
perawan, tetapi setelah apa yang kulakukan padanya dan begitu pasrahnya
dia padaku, kukira ia sudah pernah melakukannya sehingga tak canggung
lagi. Ternyata dugaanku itu salah semua, Diah masih perawan......
Dengan lembut aku mencium bibirnya dan berbisik :
"jangan kuatir, Oom akan pelan pelan kok!"
Diah memejamkan matanya ketika aku mulai mendorong kontolku memasuki liangnya yang masih asli itu.
Sebenarnya jika sudah licin seperti ini, dengan mudah kontolku akan
menembus nonok Diah, tetapi karena masih terhalang dengan selaput
perawannya, maka aku harus ekstra hati hati agar Diah tak merasa
kesakitan.
Sambil meremas buah dadanya, kontolku terus
kudorong pelahan pelahan memasuki liang Diah, memang meskipun licin,
terasa dinding liang Diah menggigit kontolku.
Tetapi setiap kali aku mendorong masuk selalu Diah mendorong badanku sambil merintih,
ku terus mendorong sambil berkata :
"tahan sedikit Diah, sebentar juga hilang, nanti yang terasa cuman enaknya saja "
Diah seakan akan tak mendengar bisikanku itu, bahkan ketika kontolku
menyentuh selaput gadisnya, dia langsung menjengit sambil berteriak
lirih.
Dan aku menahan gerakanku sementara tanganku makin aktif meremas susunya serta menciumi wajahnya yang awut awutan itu.
Begitu kurasakan Diah agak terlena oleh rasa nikmat yang kutimbulkan,
aku langsung menekan kontolku lebih keras
dan....breet...sleeeppp....blus........ kontolku berhasil menembus
selaput keperawanan Diah.
Diah memekik, kubekap mulutnya
dengan tanganku, karena aku kuatir kalau didengar kamar sebelahku.
Setelah kulihat Diah sudah mulai tenang, kulepaskan bekapan tanganku dan
kuciumi bibirnya,
Diah memelukku erat erat, katanya "aduh.. sakit Oom, jangan keras keras ya Oom.... !"
Aku tak menyahut, justru pelan pelan aku mulai menggerakkan batang
kontolku menyusuri liang sempit Diah yang baru saja kuperawani ini. Diah
berkali kali menggigit bibir menahan perih yang dirasakannya, tetapi
lama kelamaan Diah kembali mulai memeluk aku sambil mendesis desis
kegelian.
Kuremas buah dadanya yang kenyal itu dan kucucup
pentilnya yang masih membatu itu. Gerakanku yang tadinya lambat mulai
kupercepat makin cepat sampai tiba tiba aku mengejang karena air maniku
ambrol memenuhi liang nonok Diah.
Diah juga ikut ikutan mengejang,
karena dia juga mencapai puncak kenikmatan yang kedua kalinya, Aku
berbaring lemas diatas tubuh Diah, kurasakan semua kenikmatan yang
kudapat dari liang nonok Diah yang hebat itu.
Diah sendiri
terus memeluk aku sambil memejamkan matanya, bahkan ketika aku ingin
mencopot kontolku dari liangnya, Diah melarangnya.
Aku menurut saja, kami berbaring berpelukkan sementara kontolku masih terbenam diliang nonok Diah sampai tertidur.
Sekitar satu jam kami berpelukan seperti itu, ketika aku terbangun Diah
juga membuka matanya, ia tersenyum memandangku, dipeluknya aku sambil
berbisik :
"Oom jangan tinggalkan Diah ya, Diah sayang sama Oom !"
Aku diam saja tetapi aku membalasnya dengan mencium bibirnya yang merekah itu.
Ketika akhirnya aku berhasil mencabut kontolku dari liang nonok Diah,
langsung saja air mani yang memenuhi liang nonok Diah membanjir keluar
membasahi sprei bercampur dengan darah perawan Diah. Kuajak Diah kekamar
mandi untuk membersihkan diri, Diah menurut saja, dengan tertatih tatih
ia kutuntun kekamar mandi.
Kami sama sama masuk kedalam bak mandi dan berendam dalam air hangat.
Air yang hangat, Diah yang cantik dan telanjang bulat membuatkon
kontolku jadi ngaceng lagi. Kutarik tangan Diah dan kuarahkan kekontolku
agar dipegang, ketika Diah merasakan kontolku yang sudah ngaceng lagi
itu, dia tertawa geli dan meremas remasnya.
Lalu kutarik Diah
agar duduk diatas pangkuanku dan kuarahkan kontolku keliang nonoknya.
Begitu kurasakan nonoknya sudah menjepit kontolku, kutekan tubuhnya
sehingga kontolku masuk kedalam liang itu sekali lagi.
Diah
kadang kadang menjengit menahan rasa perih yang mungkin masih timbul,
tetapi begitu kontolku habis terbenam dalam liangnya dan kusuruh dia
untuk menaik turunkan pantatnya, ternyata Diah dengan lancar dapat
melakukannya, dengan memelukku sambil menempelkan buah dadanya kedadaku
Diah bergerak naik turun merasakan nikmatnya kontolku.
Entah
karena nafsuku yang menggebu atau memang nonok Diah yang luar biasa,
kali ini aku cepat mencapai klimaks, Diah hanya tertawa ketika
dirasakannya kontolku lemas dan melejit keluar dari nonoknya itu.
Kami berpakaian kembali dan meninggalkan motel meneruskan perjalanan
menuju Jakarta. Dalam perjalanan Diah tak lagi banyak cerita, dia hanya
menyandarkan badannya kebadanku sambil memejamkan matanya.
Kupeluk
dia sambil tetap menyetir, saat itulah hand phone ku berbunyi, rupanya
Airin putriku yang menilpon, dia ingin berbicara dengan Diah katanya.
Ketika kuserahkan tilpon pada Diah, kuperhatikan Diah berkali kali
tertawa sambil berceloteh.
Ketika telpon sudah ditutup,
kutanyakan apa yang dikatakan Airin, Diah menjawab kalau Airin curiga
karena suara Diah yg serak tidak seperti biasanya itu, dia menduga ada
sesuatu yg terjadi.
Aku hanya tertawa saja, begitu juga dengan Diah. ..........
Sebelum berpisah aku ajak dulu Diah makan siang sekaligus kuberikan cek
tunai senilai 30 juta agar supaya bisa dipakainya belanja.
Aku
benar benar suka dengan Diah, karenanya aku tak sayang membuang uang
sebanyak itu. Diah berterimakasih menerima cek itu, dia bilang setiap
saat aku butuh, dia akan mengatur jadwalnya agar bisa bersamaku lagi.
Aku hanya tersenyum, dan kupesankan agar kalau dia main sama pacarnya
jangan lupa cerita padaku, karena aku senang mendengar cerita semacam
itu. Diah hanya mengangguk, sambil menyeringai.
Dan aku yakin
bahwa setelah kuperawani, Diah pasti akan selalu kepengen menikmati
persetubuhan dan pasti dia akan mulai mau diajak main oleh pria pria
yang selama ini menguber uber dia. Aku merasa beruntung karena cewek
secakep Diah ternyata aku yang berhasil memerawaninya
Hallo bosku pencinta togel online
BalasHapusmari bosku bergabung bersama kami,
kami bandar togel online terbaik dan terpecaya
semua pasti akan menang dan dapat no zonk
Kami menyediakan permainan
TOGEL
DD48ball RED BLUE LIVE
info lebih jelas kunjjugi CS kami
Telp : +85581569708
BBM : D8E23B5C
Line : togelpelandi
Skype: Togel Pelangi
Link : http://www.togelpelangi.com/